Kilang LNG Tangguh terletak di Teluk Bintuni, Papua Barat yaitu di 'mulut kepala burung'. Gas diambil dari teluk pada kedalaman 14 ribu kaki di dua platform yaitu VRA dan VRB. Platform VRA memiliki 6 sumur, sedangkan VRB 9 sumur. Gas dari kedua platform ini dialirkan ke pantai di sebelah selatan teluk melalui dua buah pipa bawah laut sepanjang 24 km masing-masing dengan ukuran pipa 24 inci.
Sebelum kilang dibangun di sini ada sekitar 100 kk yang menempati area pembangunan. Mereka dipindahkan ke arah barat dengan lebih dulu dibuatkan pemukiman yang lebih layak. Tentunya hal ini memerlukan pendekatan sosial oleh pihak perusahaan. BP Tangguh sebagai perusahaan yang dipercaya mengelola kilang oleh Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan ke masyarakat sekitar proyek melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat jauh sebelum pembangunan kilang dilakukan.
Kota terdekat dari kilang adalah Babo. Di sini dulu pernah menjadi salah satu pangkalan perang Jepang dijaman penjajahan. Lapangan udara inilah yang diperbaiki sehingga mampu disinggahi pesawat sejenis Dash-8 dengan 25 penumpang dan mendukung pembangunan kilang sampai dengan pengoperasiannya.
Perjalanan ke Kilang LNG Tangguh dari Jakarta dimulai di Halim Perdana Kusuma. Kita menggunakan pesawat carter Boeing 737 yang dioperasikan oleh Travira Air. Berangkat malam hari jam 10 langsung selama 4,5 jam ke Biak. Dari Biak perjalanan dilanjutkan menggunakan pesawat Dash-8 ke Babo selama 1 jam. Barulah dari Babo dengan menggunakan speed boat selama 1 jam kita bisa tiba di Kilang LNG Tangguh atau sering disebut LNG site oleh para pekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar